DESA SRIHARDONO SEBAGAI PENGHASIL PATI ACI

Administrator 01 November 2019 09:13:43 WIB

Pati aci singkong merupakan bahan untama pembuatan mie des atau mie pentil yang merupakan produk unggulan di Desa Srihardono. Ketergantungan warga masyarakat Desa Srihardono Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul terhadap usaha kerajinan pembuatan aci singkong yang menjadi bahan dasar tepung tapioka ini, cukup tinggi. Hampir lima dusun yang ada di desa Srihardono kebanyakan warganya hidup dari singkong. Walaupun usaha mereka masih tergolong usaha rumahan.

      Setidaknya ada lebih dari 50 orang pengrajin aci singkong yang tersebar di lima dusun yang ada di Desa Srihardono. Lima dusun tersebut yaitu seyegan, Nangsri, Klisat, Ganjuran dan dusun Tulung. Mereka telah mengadu peruntungan dari usaha pembuatan aci singkong selama puluhan tahun. Bahkan ada yang mewarisi usaha tersebut turun temurun dari keluarga terdahulu  yang juga berprofresi sebagai pengrajin aci singkong.

    Walaupun memang usaha ini bisa disebut usaha musiman karena tergantung pada panas matahari tapi warga tetap tidak meninggalkan usaha pembuatan aci singkong. Hal yang mendasari warga Desa Srihardono untuk tidak beralih ke usaha lain adalah perputaran uang yang dihasilkan cepat. Mereka hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk dapat menghasilkan uang dari usaha tersebut.

  Rata-rata setiap penggilingan, dalam sehari membutuhkan singkong berkisar antara 4 hingga 5 kwintal. Singkong-singkong tersebut diperoleh dari pemasok dari berbagai daerah yang sudah menjadi langganan sejak dahulu.

     Untuk menghasilkan tepung tapioka yang berkualitas, dibutuhkan singkong yang memiliki kadar tepung tinggi yaitu singkong yang dipanen setelah berusia lebih dari 8 bulan. Produksi optimal tepung tapioka ditentukan oleh kualitas bahan baku. Dengan kualitas bahan baku yang baik, 4 kwintal singkong dapat menghasilkan 35 – 40% atau sekitar 140 kg aci singkong.

     Sementara itu produksi aci singkong yang diproduksi warga Desa Srihardono dijualnya ke pengrajin usaha mie des dan juga ke pengepul yang selanjutnya dipasarkan ke perusahaan produsen pati aci yang ada di wilayah Yogyakarta. Harga rata-rata pati aci perkilonya berkisar antara Rp. 4000- Rp 5000. Sebenarnya banyak yang dapat diperoleh dari usaha singkong ini karena hampir tak ada bekasnya. Semuanya dapat dipastikan habis tak berbekas karena ampasnya pun bisa di jual. Ampas singkong atau ongok yang sudah kering dijual seharga Rp 1.500 – Rp 1.800 perkilonya, dan kulit singkong sendiri biasanya digunakan sebagai pakan ternak kambing atau juga dibikin kompos untuk pupuk tanaman. 

      Kendala yang dihadapi para pengusaha penggilingan singkong saat ini adalah masalah bahan baku. Belakangan ini singkong sebagai bahan baku utama semakin sulit didapat. Bahkan harganya pun cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

  

Komentar atas DESA SRIHARDONO SEBAGAI PENGHASIL PATI ACI

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License